Suaraposkodualima

Minggu, 28 Januari 2024

Sifat dan Kebiasaan Yang Dimiliki Orang Bali, Bikin Para Turis Nyaman Saat Berwisata

Suaraposkodualima - Pulau Dewata Bali menjadi salah satu destinasi wisata Tanah Air yang selalu dilirik oleh para turis. Para wisatawan dari belahan dunia berdatangan ke Bali untuk melihat keindahan alam yang begitu menakjubkan. Sampai-sampai, Bali sering disebut sebagai ‘surganya’ para turis, Beauties!

Bukan hanya menawarkan keindahan alam, Bali juga kaya akan tradisi dan budayanya. Selain itu, keramahtamahan masyarakatnya juga menjadi ciri khas dari Pulau Bali. Tak ayal jika banyak pengunjung yang betah berlama-lama berwisata, bahkan banyak turis yang juga memilih untuk menetap di Bali.

Selain sikap ramah tamah, ada banyak sifat dan kebiasaan yang dimiliki orang Bali. Yang mana, hal itu pula menjadi alasan banyak turis yang nyaman saat berwisata dan menjadi salah satu faktor berkembangnya industri setempat.

Penasaran sifat dan kebiasaan apa saja yang dimiliki orang Bali? Berikut diagramkora.com merangkum dan dikutip dari beberapa sumber.


Berikut ini adalah beberapa sifat dan kebiasaan orang Bali yang membuat wisatawan merasa nyaman:

Keramahtamahan: Orang Bali dikenal sangat ramah dan hangat dalam menyambut tamu. Mereka senang berinteraksi dengan wisatawan dan selalu berusaha memberikan bantuan dan informasi yang dibutuhkan.

Kebersamaan: Setiap warga Bali sangat menghargai dan memprioritaskan hubungan dan interaksi sosial. Mereka sering mengadakan acara atau festival bersama, seperti upacara keagamaan atau pertunjukan tari tradisional, yang biasanya juga terbuka untuk wisatawan.

Rasa hormat terhadap tradisi dan kepercayaan: Orang Bali sangat menjaga dan memelihara tradisi dan kepercayaan mereka. Mereka berusaha untuk tetap mempertahankan budaya Bali yang kaya, baik dalam segi bahasa, pakaian adat, tarian, upacara keagamaan, dan lainnya.

Sehari-hari Lekat dengan Seni. Indonesia kaya akan ragam budaya di dalamnya, termasuk di Pulau Dewata Bali. Salah satu hal yang menarik dan sering dijumpai saat berwisata di Bali adalah keberadaan sesaji yang ada di setiap tempat. Mulai dari rumah hingga supermarket sekali pun.

Keunikan seni dan kerajinan: Bali juga terkenal karena seni dan kerajinan tangan yang indah. Wisatawan dapat menemukan beragam produk seni dan kerajinan, seperti ukiran kayu, lukisan, patung, perhiasan, dan kain tradisional, yang semuanya merupakan hasil karya para seniman lokal.

Kesederhanaan: Orang Bali hidup dengan pola hidup yang sederhana dan tidak terlalu mengedepankan materialisme. Mereka menghargai kehidupan sederhana dan kebahagiaan di tengah alam yang indah.

Keberadaan sifat dan kebiasaan seperti ini membuat wisatawan merasa nyaman dan terhubung dengan budaya lokal saat berlibur di Bali. Ini juga menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatkan industri pariwisata di pulau ini.


Seorang seniman, sastrawan, sekaligus penulis buku asal Bali bernama Gde Aryantha Soethama mengatakan, kebanyakan orang di Indonesia disebut ‘gampang guyub’ atau mudah bergaul. Khususnya di Bali, kultur ini menjadi alasan para pendatang betah.

Kebanyakan masyarakat Bali bisa berbahasa Inggris. Meskipun mungkin tidak terlalu fasih, hal ini cukup membantu para turis saat berbicara dengan penduduk setempat.

Fakta uniknya, masyarakat Bali belajar bahasa Inggris secara otodidak, karena tuntutan pariwisata yang berkaitan dengan sumber perekonomian mereka.

"Pendatang bisa dari mana saja, mungkin turis mancanegara maupun domestik. Bagi para pelancong, orang Bali itu nampak hidupnya santai banget. Ini karena culture petani yang melekat di orang-orang Bali," jelas pria berusia 67 tahun tersebut.

Lebih lanjut Gde Aryantha menjelaskan, petani biasanya menghadapi musim tanam, ada jeda mereka untuk bersantai di tengah pekerjaan yang berat. Saat masyarakat Bali bersantai, para pendatang menjadi betah melihatnya dan merasa kehidupan di sana lebih santai.

"Banyak orang bilang, seperti orang-orang Jakarta maupun orang Surabaya katakan kalau hidup di Bali itu menyenangkan. Seperti libur terus, tidak sebising kerja di Jakarta. Memang culture Bali itu begitu, seperti culture petani," ujar Gde Aryantha.

Gde Aryantha membantah adanya anggapan bahwa orang Bali menyiapkan kamar kosong untuk tamu menginap. Menurutnya, orang Bali justru tidak punya kamar atau ruang tersendiri untuk tamu yang datang berkunjung.

Hal tersebut justru menjadi salah satu keunikan yang dimiliki masyarakat Bali. Saat ini, beberapa rumah sudah mengusung tema modern sehingga sudah lebih ditata. 

Disampaikan oleh Gde Aryantha, tidak adanya ruang untuk tamu juga ditemukan di beberapa rumah adat salah satunya Joglo.

"Bisa mengkaji arsitektur Bali. Arsitektur Bali tidak mengenal ruang untuk tamu, kamar tamu pun enggak ada. Jadi tamu diterima tapi di halaman, di bangunan yang sudah ada, di depan dapur, dan yang lainnya. Tidak ada khusus ruang tamu untuk menerima tamu," kata Gde Aryantha. (red/niluh)